TIPS DAN TRIK BISNIS BERKAH


Ketika Rasulullah saw sedang menyusun taktik dan strategi perang Badar, ada seorang sahabat yang merasa hal tersebut kurang pas untuk kondisi medan Badar. Maka sahabat tersebut bertanya pada Rasulullah saw, apakah itu wahyu, maka Beliau saw menjawab bukan wahyu, melainkan pendapat pribadi beliau.  Karena sahabat tersebut lebih paham kondisi medan Badar, ia mengusulkan taktik dan strategi yang lebih jitu dan Nabi saw menerima usulan tersebut. Sehingga  atas karunia Allah SWT, kemenangan diperoleh kaum muslimin.
Kisah tersebut sangat inspiratif. Agar kita mampu memenangkan pertempuran, maka diperlukan informasi dan pemahaman medan perang yang lebih baik sehingga kita dapat menyusun strategi dan taktik yang jitu dan unggul.  Kalau kita analogikan, Pasar hampir mirip dengan medan pertempuran, dimana ribuan merek bersaing merebut hati konsumen. Jadi merupakan hal yang sangat penting bagi pengusaha dan marketer untuk memahami suara pasar terlebih dahulu sebelum menjalankan aktivitas bisnisnya. Seperti  ditegaskan oleh Kotler, pakar Marketing dunia, “Dalam semua peperangan baik dalam bidang militer maupun bisnis, KEMENANGAN hanya akan diperoleh oleh pihak yang mempunyai informasi yang lebih baik.
Nabi Muhammad saw sebagai seorang pengusaha sebelum masa kenabian, telah mempraktekkan hal ini, lebih dari 1400 tahun yang lalu, jauh sebelum para pakar pemasaran dan bisnis modern menyatakan pentingnya memahami suara pasar. Seperti tergambar dalam Musnad Ahmad berikut ini:
Ketika ratusan utusan datang pada Nabi saw setelah Fathul Mekkah, seorang diantaranya, Abdul Qais, datang menemui Nabi. Selanjutnya, Nabi meminta agar mereka memanggil dan memberitahukan pemimpin mereka, yaitu Al-Ashajj. Ketika menghadap, Nabi pun mengajukan bermacam-macam pertanyaan; tentang penduduk berbagai kota dan kebiasaan hidup  (cara makan dan minum, sikap, perilaku serta nilai2) mereka. Secara khusus Nabi juga menyebutkan nama-nama kota Sofa, Musyaqqar, Hijar dan beberapa kota lainnya (disekitar Bahrain), Pemimpin mereka Al-Ashajj, sangat terkesan dengan pengetahuan luas yang dimiliki Nabi tentang negerinya sehingga ia mengatakan, “Ayah dan ibuku akan berkorban demi Anda, karena Anda tahu banyak tentang negeriku dibandingkan aku sendiri dan mengetahui nama-nama lebih banyak kota di negeri kami daripada yang kami ketahui.”
Hadits diatas menunjukkan bahwasanya Nabi Muhammad saw telah mengamati lebih dahulu kondisi pasar yang menjadi target beliau dalam beberapa aspek berikut ini:
-          Jumlah penduduk dan profil demografi untuk memprediksi seberapa besar potensi pasar(potential market),
-          Para pemain/kompetitor yang ada dipasar (market players) untuk mengetahui kekuatan dan  kelemahan dari pemain yang ada.
-          Nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku di masyarakat (consumer’s values)
-          Perilaku dan gaya hidup konsumen (consumer behavior and lifestyle)
-          Kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi (unfulfilled need)  atau bahkan kebutuhan yang tersembunyi (Hidden need), untuk mengekplorasi peluang bisnis.
Memahami suara pasar merupakan langkah pertama dan fondasi dalam penyusunan keputusan pemasaran yang efektif serta mampu memperkecil resiko bisnis.  Dengan memahami suara pasar, kita akan mampu menerapkan strategi Segmentation, Targeting, Positioning, Differentiation and New (STPDN) yang tepat. Kita akan dapat memilih dan membidik segmen pasar yang potensial bagi produk kita. Selain itu kita bisa membangun imej/persepsi yang unggul di benak konsumen, serta mampu melakukan strategi differensiasi/pembeda yang unggul dibandingkan pesaing kita.
Selanjutnya, kita dapat menyusun bauran pemasaran (marketing mix) yang efektif, dengan:
-          menciptakan produk yang unggul yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen (consumer need) atau bahkan menciptakan pasar baru
-          menetapkan harga yang optimum dan kompetitif.
-          menentukan strategi distribusi produk yang mudah dijangkau oleh target market.
-          Serta mengembangkan strategi promosi dan komunikasi yang jitu kepada target market.
Nah saudara pengusaha Muslim, ternyata kita pengusaha muslim tidak perlu lagi terkagum-kagum pada pakar-pakar bisnis modern.  Rasulullah panutan utama kita, ketika melakukan aktivitas bisnis sebelum masa kenabian, telah memberikan teladan World Class Business Ethic and Action, yang berlaku sepanjang masa. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al Ahzab ayat 21:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Jadi sebagai pengusaha Muslim sudah seharusnya menjadikan Al-Qur’an dan Rasulullah saw, sebagai rujukan utama dalam menjalankan bisnis, agar menghasilkan bisnis yang Berkat (profit, growth, sustainable) dan Berkah (selalu bertambah kebaikan untuk